Ada yang berkesan ketika mendengar pemaparan Pamela Phelps (Pamela Phelps adalah Direktur The Creative Center for Childhood and Research and Training (CCRT), Tallahassee, Florida) tentang bagaimana membangun komunitas yang bernilai untuk anak. Dia sebutkan bahwa, rutinitas dan ritual adalah dua hal yang mendasar.
Apa itu rutinitas dan ritual? Rutinitas adalah kegiatan yang kita lakukan secara konsisten sebagai kegiatan sehari-hari. Kegiatan ini dilakukan terus dan terus hingga menjadi kebiasaan. Bahkan ketika kita tidak melaksanakan satu saja dari kegiatan tersebut akan terasa ada “sesuatu yang hilang”.
Ketika rutinitas telah terbiasa dilakukan, Pamela mengajak kita untuk mengecek, apakah dari sekian banyak daftar rutinitas itu punya makna yang mendidik anak-anak, menumbuhkan karakter dan budi pekerti luhurnya? Misalnya; kegiatan makan pagi bersama sebelum berangkat ke sekolah.
Ritual menjadi bagian dari pemaknaan atas rutinitas tersebut. Membaca doa sebelum makan misalnya, lalu makan dilakukan sambil bercerita tentang hal-hal seru di sekolah, atau orang tua yang mengisahkan cerita lucu di kantor, atau cerita-cerita lainnya yang bisa membangun kelekatan dengan anggota keluarga.
Demikian juga ketika mengantar anak ke sekolah, rutinitas jangan dilewatkan begitu saja tanpa ritual, tandas Pamela. Antarkanlah anak dengan harapan, doa, serta pandangan bahwa anak memiliki kekuatan dan kelebihan yang bisa ditumbuhkan.
Pamela juga menambahkan, jangan lupakan ketika rutinitas ini dilakukan terus dengan ritual tertentu, lakukan juga dengan motivasi untuk membangun komunitas yang positif bagi tumbuh kembang anak. Misal ketika bercerita dengan akrab di meja makan, ditingkahi canda dan tawa yang berderai, motifnya adalah untuk membangun kelekatan komunitas di dalam rumah. Komunitas keluarga.
Demikian juga ketika mengantar ke sekolah, lakukanlah dengan ritual yang membangun silaturahim dengan warga sekolah. Menyapa guru, wali kelas atau teman-teman sekelas anak. Jika pun tidak bisa dilakukan, karena mungkin ayah dan ibu sama-sama bekerja, aktiflah di media yang menghubungkan orang tua murid dan guru. Seperti yang lazim sekarang ini, adanya grup whats’app atau blackberry messenger.
Jika ini dilakukan dengan kontinyu, maka efek dominonya lambat laun akan terasa. Anak akan belajar mendisiplinkan diri dengan rutinitas, memaknai rutinitas sehingga terbangun kelekatan (attachment), baik dengan sesama anggota keluarga, maupun dengan komunitas-komunitas lain. Dan sebagaimana lazimnya komunitas, jika positif, akan mendukung pengembangan kelebihan dan kekuatan anak.
Jadi, jangan pernah lewatkan rutinitas tanpa pemaknaan!